Laman

Senin, 14 Mei 2012

Misteri Gunung Salak



Dalam waktu dekat ini kita tau bahwa salah satu pesawat canggih dari Rusia yang melakukan Joy Flight dari Bandara Halim menuju Pelabuhan Ratu yang menabrak tebing dalam perjalanan menuju tujuan, ya mungkin sobat-sobat sudah tau, karena beritanya pun masih booming sampai saat ini. Namun syamsul ingin sedikit memberikan info tentang Gunung Salaknya, bukan SSJ-nya, hehe

Gunung Salak memang tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan tetangganya Gunung Gede, namun syamsul dengar dari para pendaki bahwa di gunung salak rutenya lebih sulit dari gunung gede, salah satu penyebabnya bisa dari hutan yang masih alami, dan banyaknya jalan masuk menuju kesana, baik yang sudah resmi maupun yang dibuka oleh masyarakat sekitar. Sebab karena itulah mungkin banyak pendaki yang tersesat di sana, karena mereka tidak tau jalan ataupun tersesat di dalam gelapnya Gunung Salak sendiri. Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur, yakni jalur Wana Wisata Cangkuang Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, Wana Wisata Curug Pilung, Cimelati, Pasir Rengit dan Ciawi, serta jalan-jalan yang belum resmi, yang dibuka oleh masyarakat sendiri. Inilah yang membuat para pendaki kesulitan mencari jalan, karena banyak jalan yang bersimpangan yang bisa membuat pusing para pendaki.

Gunung Salak bukan berarti gunung yang mempunyai banyak pohon salak,akan tetapi kata salak berasal dari bahasa sansekerta yang berarti
perak,jadi bisa juga diartikan Gunung perak,gunung ini memiliki 3 puncak yang menjulang tinggi yakni Puncak gunung Salak I dengan ketinggian 2211 m dpl, kemudian puncak Salak II setinggi 2180 m dpl dan puncak Sumbul setinggi 1926 m dpl.

 Dari misterinya, mungkin banyak yang menyebut Gunung ini sebagai "kuburan" pesawat, karena banyak pesawat yang berakhir tragis di gunung ini. Mungkin syamsul kasih sedikit rentetan peristiwa yang telah memakan korban dari jatuhnya pesawat-pesawat di Gunung Salak :
  • 10 Oktober 2002 Pesawat Trike bermesin PKS 098 jatuh di Lido, Bogor. Korban: 1 tewas
  • 29 Oktober 2003 Helikopter Sikorsky S-58T Twinpac TNI AU jatuh di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Korban : 7 tewas
  • 15 April 2004 Pesawat paralayang Red Baron GT 500 milik Lido Aero Sport jatuh di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Korban: 2 tewas
  • 20 Juni 2004 Pesawat Cessna 185 Skywagon jatuh di Danau Lido, di Cijeruk, Bogor. Korban: 5 tewas
  • Juni 2008 Pesawat Casa 212 TNI AU jatuh di Gunung Salak di ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut. Korban: 18 tewas
  • 30 April 2009 Pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Korban: 3 tewas
  • 9 Mei 2012 Pesawat SSJ-100 buatan Rusia berpenumpang 46 orang jatuh menabrak tebing di gunung salak

Namun walaupun begitu, gunung salak juga merupakan kuburan juga bagi emas-emas peninggalan VOC dan para pengusaha Belanda pada masa lalu, harta tersebut sengaja di kubur VOC, karena takut diambil tentara Jepang yang masuk ke Indonesia 1942. “Mereka (VOC) takut emas-emas yang mereka kumpulkan direbut Jepang yang waktu itu berusaha mengusir Belanda dari Indonesia,” ujar tokoh masyarakat Cidahu, Sukabumi.

Setelah sukses menguburnya, mereka kemudian membuat peta penunjuk arah yang disertai tanda-tanda fisik lokasi. Waktu itu VOC berharap ketika mereka datang lagi ke Indonesia harta yang disimpan bisa diambil kembali. Tapi kenyataanya setelah Jepang keluar, Indonesia kemudian merdeka tahun 1945. Akhirnya serdadu Belanda dan VOC tidak bisa masuk lagi ke Indonesia. Tentu saja harta-harta yang dikubur itu tidak bisa diambil kembali.

Kabar tentang adanya harta timbunan itu di Gunung Salak sempat beredar tahun 1953. Waktu itu, sejumlah warga Cidahu mendengar kalau harta karun itu di kubur di wilayah kaki Gunung Salak tersebut. Info yang mereka terima tanda fisik tempat penyimpanan harta itu adalah tembok yang tebalnya 120 centimeter persegi. Ada lagi yang mengatakan kalau disekitar Kawah Ratu ada juga harta yang ditimbun. Alhasil, karena kabar tersebut, hampir seluruh warga Cidahu beramai-ramai mencarinya. Setiap ada tembok sisa peninggalan Belanda mereka hancurkan. Dalam beberapa bulan, tembok sisa pembatas perkebunan milik Belanda dengan penduduk pribumi saat itu, langsung ludes menjadi puing. Sementara warga yang coba mencari harta itu di sekitar Kawah Ratu banyak yang tewas karena menghadapi medan yang berat di Gunung Salak. Arwah-arwah inilah yang kabarnya bergentayangan di sekitar Kawah Ratu.
 
"Gunung Salak Tempat Suci Petilasan Para Raja"

Budayawan dan Sejarawan Bogor, Eman Sulaeman membeberkan, orang zaman dahulu lebih mengenal Gunung Salak dengan sebutan Gunung Buled (bulat, red) karena bentuk puncaknya menyerupai lingkaran. Konon, penamaan Salak berasal dari penemuan buah salak besar. “Itu kan hanya mitos, jadi belum bisa dibuktikan kebenarannya hingga kini,” ujarnya, kemarin.

Ia mengatakan, Gunung Salak pernah meletus dua kali. Yang pertama pada tahun 1669 dan kedua tahun 1824. Letusan pertama sempat meratakan desa atau wilayah yang berada di bawahnya. Menurut dia, di kaki Gunung Salak pernah berdiri kerajaan Hindu pertama di Jawa Barat dengan nama Salakanagara pada abad ke-4 dan 5 Masehi.
 
Disana terdapat banyak sekali tempat petilasan atau tempat bersemedi para raja dan pengikutnya. Petilasan suci itu tersebar di berbagai titik. Seperti petilasan milik raja Pajajaran, Prabu Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi di kaki Gunung Salak di daerah Bogor dengan total mencapai lebih dari 91 lokasi. “Mungkin bisa ratusan jumlahnya karena pertapa dalam agama Hindu menyucikan Gunung Salak,” ucapnya.

Di sana juga terdapat makam kuno yang berusia ratusan tahun dengan jumlah mencapai lebih dari 40 makam. Makam itu milik pemuka agama Hindu yang wafat dan dikuburkan di Gunung Salak. Sehingga, banyak yang menganggap jika ingin memasuki wilayah Gunung Salak, harus menjaga perilaku dan sopan santun.

Misteri lain yang menyelimuti Gunung Salak adalah pernah terdengar cerita ada goa yang di dalamnya berisi belasan patung emas dalam berbagai ukuran. Tapi, hingga kini belum pernah ada bukti empiris yang ditemukan peneliti.
 
Namun apapun yang terjadi dalam tebalnya kabut misteri Gunung Salak, kita sebagai manusia hanya bisa bertawakal pada ALLAH SWT, karena kita tidak tau kapan dan dimana kita dipanggil Sang Kholik. Dari data di atas mungkin kita bisa lebih berhati-hati lagi apabila akan melakukan pendakian ke Gunung Salak.
 
 
 
Sumber 123

Tidak ada komentar:

Posting Komentar