Indonesia diprediksikan menjadi pemimpin dunia di masa yang akan datang. Hal ini karena Indonesia memiliki sumber daya yang besar, memiliki kondisi ekonomi yang cukup baik, dan merupakan negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia. Demikian disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Gunung Djati Bandung Prof. Dr. H. Nanat Fatah ketika menjadi khatib tarawih di masjid Salman ITB pada Selasa (17/8) malam.
Lebih lanjut, Nanat menyampaikan bahwa prediksi ini merupakan buah pemikiran dari seorang Psikolog Ilmu Sosial, Dr. Assegaf Aljufri. Nanat memaparkan bahwa Assegaf melihat siklus pemimpin peradaban dunia dari masa ke masa.
Hal ini dimulai dari Yunani, Romawi, Islam, dan kini berakhir di Amerika. “Sedangkan dari sisi Etnis, urutannya adalah Eropa, Timur Tengah, dan Barat,” sambung Nanat. Ke depannya, Nanat menuturkan bahwa berdasarkan prediksi Assegaf, kepemimpinan peradaban dunia akan singgah ke bangsa Melayu, dalam hal ini Indonesia.
Ilmu Pengetahuan Berbasis Agama
Meskipun begitu, Nanat berpendapat bahwa kepemimpinan peradaban tidak bisa jatuh begitu saja ke Indonesia. Ada 4 hal yang harus dilakukan, yaitu: mengokohkan akidah Islamiah dan keimanan, memperluas ilmu pengetahuan, mengembangkan Akhlakul Karimah, dan memperbanyak amal shaleh.
Dalam ceramahnya selama 20 menit, Nanat menggarisbawahi tentang pentingnya ilmu pengetahuan yang sejalan dengan agama. “Bagaimana pun, penyebab kemunduran Islam adalah dikotomi antara dunia dan agama. Padahal, ilmu harus sesuai dengan agama,” tandas Nanat.
Untuk itu, dirinya dan Rektor ITB sedang menjalin kerjasama untuk mengembangkan sains yang selaras dengan nilai-nilai Islam. Sehingga terjadi keseimbangan bukan hanya dari sisi iman dan takwa, tetapi juga dari sisi iman dan iptek.
“Semoga ini menjadi modal dasar Indonesia untuk menjadi pemimpin peradaban dunia di masa yang akan datang,” ujar Nanat penuh harap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar